August 14, 2013


"bintang!" 

Panggilan itu mengejutkan Bintang, seorang pemuda berkacamata, berumur enam belas tahun, yang sedang duduk dengan sebelah earphone terpasang di telinganya dan tangannya yang sibuk menggurat kertas, membentuk sketsa. Ia menoleh, mengerutkan keningnya saat menatap seorang gadis yang berdiri lumayan jauh darinya, dengan rambut coklat panjang yang dicepol asal, sweater biru  kebesaran, jeans, dan tangannya yang menggenggam sebuah iPod berwarna biru, melambai kearahnya. Senyum ceria tampak diwajahnya. Bintang tersenyum kecil. Itu Kejora. Ia kemudian melanjutkan sketsanya.

"bintang!" panggil gadis itu lagi. Enggan, bintang menoleh. "apa?"

Di kejauhan, tampak kejora yang memberengut kesal. Gadis itu kemudian menghampiri Bintang. "kalo dipanggil tuh, datengin kenapa sih."

"siapa yang butuh?" bintang menjawab asal. Pandangannya tidak lepas dari apa yang sedang dikerjakannya.

Kejora menghela nafas berat. Berdebat dengan Bintang memang tidak ada habisnya. Bintang yang cuek, bintang yang serba masabodoh dan lebih senang diam mendengarkan musik sembari menggurat sketsa dikertas daripada berceloteh panjang lebar dan bergerak kesana-kemari seperti yang dilakukannya.

"hari ini kita have fun. C'mon. Get up yo lazy ass." ujar kejora. "aaah, malas." bintang menjawab jutek. Kejora tidak habis akal. Bagaimana tidak? Bintang sudah menghabiskan sepekan dengan sketsa-sketsa itu. Dia butuh refreshing, tidak melulu menghabiskan sore di taman dengan iPod dan sekaleng soda. 

"you won't regret it, believe me." kejora merajuk. "ayolaah, anggap saja hari ini gue culik lo." ia kemudian mengambil iPod Bintang. "eh, balikin!"

"only if you want to have a little trip with me." kejora berujar dengan senyum puas diwajahnya. "gimana?"

"tsk, yaudah, gua malas berdebat." bintang menyerah, lalu membereskan buku dan pensil-pensilnya, memasukkannya kedalam tas ransel merah yang dibawanya. "mau kemana?"

Kejora tersenyum senang. "this way, sir!" 

Bintang tertawa kecil, kemudian mengulurkan tangan untuk mengacak rambut kejora. Gadis itu slalu bisa membuat harinya menjadi lebih baik. 

Sudah sepekan ini ia tidak mengalihkan diri dari sketsa-sketsa yang ia buat. Semata hanya karna ingin memenangkan sebuah perlombaan design yang diadakan sebuah perusahaan terkemuka di Indonesia. Suntuk rasanya, tapi malas dan tak tahu bagaimana cara melepaskan kepenatannya itu. Ditambah lagi dengan agenda sekolah yang membuat kepalanya ingin pecah saja rasanya.

Mereka berdua berjalan keluar taman. "hari ini, gue bakal bikin lo lupa sementara dengan semua sketsa dan masalah-masalah lo." ujar kejora riang. Bintang mengangguk-angguk paham, kemudian terdengar telepon genggamnya berbunyi.

"halo?"
"kamu dimana?"
"ngg.. I'm gonna be off from the town for a while, tika."
"mau kemana? Ngapain?"
Bintang menghembuskan nafas berat, bingung harus menjawab apa. 
"i'm just gonna be off from the town for a while. Bye."

Bintang kemudian mematikan telepon genggamnya. "tika ya?" kejora bertanya ragu. Mereka  berjalan menuju mobil kejora, dan memasukinya. "gue aja yang nyetir." ujar kejora lagi.

"iya itu tika. But don't be worry, sudah gua matiin teleponnya." jawab Bintang seadanya saat mereka sudah berada di dalam mobil. Yaris silver itu pun kemudian melaju memecah jalanan jakarta.

"sorry. I shouldn't do this ya?" kejora menoleh, mendapati bintang yang menatap jalanan didepannya dengan rileks. 

"don't be. You know i need a break, ra." jawabnya dengan senyum tipis. Ia menoleh, kemudian kembali mengacak rambut kejora. "drive safely, kiddos."

Kejora memberengut kecil, kemudian tertawa. "i'll play the songs on your iPod." kejora mengeluarkan iPod Bintang dari sakunya, dan memasangnya pada deck kemudian memutar sebuah lagu. Back to you by John Mayer. Ia kemudian tersenyum melihat Bintang yang mulai memejamkan matanya. 

"Back to you
It always comes around
Back to you
I tried to forget you
I tried to stay away
But it's too late
"

Kejora kemudian melajukan kendaraannya menuju sebuah mall di kawasan jakarta utara. Macetnya kota jakarta pada jam makan siang menyambutnya, tapi dengan tekad tulus, ia melajukan mobil matic itu dengan senyum terkembang diwajahnya.

Ia hanya ingin hari ini Bintang merasa bahagia.

"Back to you
It always comes around
Back to you
I walk with your shadow
I'm sleeping in my bed
With your silhouette"

***

"udah nyampe, heh, alay, bangun alay." kejora menggoyang-goyankan lengan bintang. Biantang kemudian membuka matanya. "kita dimana?"

"di surga." canda kejora. Ia kemudian tergelak.

"gua kan belom mau mati, nanti aja ra ke surganya."

Kejora tertawa lepas. "udah ah! Gila lo. Kita di gading. Ayo cepetan, gue laper."

Bintang kemudian menegakkan duduknya, membetulkan rambut dan letak kacamatanya. "sok ganteng lo, biasanya dandan alay aja." ujar kejora sembari mengacak lagi tatanan rambut bintang dan bergegas keluar mobil sebelum bintang berhasil membalasnya.

"sialan." bintang mengumpat, kemudian tertawa kecil melihat kejora yang tertawa lepas dari luar mobil.

Yes, he bet this would be a wonderful day.

***

"gue mau beli alat tulis buat gambar." bintang berujar sembari melihat sekelilingnya, setelah mereka makan siang di salah sau restoran jepang disana. "nanti aja kenapa sih mikirin sketsanya? We still have so much time. C'mon, lets play game."

Mereka berjalan menuju pusat permainan anak disana, kemudian membeli kartu dan mengisi saldonya.  Kejora mengajak bintang untuk bermain apasaja yang mereka temui. Balap mobil, basket, tembak-tembakan, menangkap boneka, menangkap permen-apa saja. Kejora berteriak kegirangan ketika menang, memberengut ketika kalah, berjalan kesana-kemari memilih permainan yang akan dimainkan selanjutnya, kejora begitu hidup. Begitu penuh semangat. Begitu ceria. Seperti...... Sebuah bintang. 

Bintang tersenyum dari tempatnya berdiri, menatap kejora yang begitu senang. Sesungguhnya, tanpa sebuah perjalanan kecil pun, adanya kejora sudah membuat harinya menjadi lebih baik.

Jauh lebih baik.

"main apa lagi kita?" tanya bintang kemudian. Senyum lebar terkembang di wajahnya. Seolah beban penatnya sudah menghilang-entah kemana. Kejora balas tersenyum pengertian. "apa ya? Semuanya kayaknya udah dimainin." kejora mengerucutkan bibirnya dan mengerutkan keningnya, tampak berpikir.

"alah sok mikir, alay lo. Makan es krim aja yuk."

"traktir ya?"

"enak aja! Bayar sendiri." jawab bintang sembari berjalan berlalu.

"yaaaah bintang mah!" kejora mengejarnya setengah berlari. Bintang tersenyum diam-diam.

"kalo gitu nontonnya deh ya bayarin ya, nonton doang deh nonton...... Gue denger ada film baru bagus tentang...."

dan kejora kembali mengoceh selama berjalan di sisi Bintang.


Anehnya, bintang tidak merasa terganggu. Justru merasa..nyaman. Dan ia mendengarkan dengan baik setiap detiknya, seolah tak ingin ketinggalan satu kata pun.

***

Kejora melirik jam di pergelangan tangan kanannya. Sudah pukul setengah enam sore. Ia baru saja selesai menonton sebuah film animasi dengan Bintang. Ia sengaja memilih film tersebut. Ia tahu jelas, bintang suka film animasi. Dan selama film berlangsung, dari ekor matanya, ia memperhatikan bintang yang tampak nyaman dan antusias, bahkan beberapa kali tertawa lepas.

Dan mendengar bintang tertawa menjadi salah satu momen yang akan ia ingat selalu.

Kejor mendongakkan kepalanya dan melihat Bintang yang menatap manik matanya, dengan dua eskrim ditangannya. "for you."

Kejora tersenyum. "thankyou."

Dan mereka kembali berjalan, sembari berbicara tentang apa saja-sekolah, tugas yang belum selesai, guru yang mengesalkan, teman yang menyebalkan, ide buntu, apa saja. Mereka tertawa, saat melihat beberapa orang yang mereka temui dengan dandanan yang lucu, kemudian saling membekap mulut dan berusaha menahan tawa saat orang yang dimaksud menyadari perhuatan mereka.

They just really had a great time.

"oh iya jadi beli alat gambar?" kejora menghentikan langkahnya saat teringat itu. Ia menoleh dan mendapati bintang mengangguk. "so then we should go to a bookstore."

"sebentar." bintang menghentikan langkah kejora. Kejora mengerutkan dahinya bingung.

"alay lo, makan es krim aja belepotan." ujar bintang sembari menyapukan ibu jarinya, mengusap noda di pipi kejora.

"nah, sekarang udah. Show me the way, ra." bintang tersenyum lebar, kemudian mengacak rambut kejora.

Kejora tersenyum kikuk, kemudian kembali berjalan. 

Seketika saja jantungnya jadi berdegup tak menentu.

***

Bintang berjalan diantara Jejeran buku sketsa dan pensil gambar. Ia tersenyum kecil. Hari ini begitu menyenangkan. Padahal, yang ia lakukan hanyalah melakukan aktifitas hangout biasa: main, makan, nonton, jalan, then went to a bookstore for a while.

But he felt so happy. So happy that it couldn't make him stop smiling.

Padahal ia begitu sering melakukan ini dengan tika. 

Ah, tika. Ia jadi teringat telepon genggamnya yang sedari tadi ia matikan. Sejenak, ia hendak menyalakan smartphone tersebut, kemudian diurungkannya niat tersebut. 

Biarkan apa yang harusnya terjadi, terjadi sebagaimana mestinya. Ia mungkin bisa membohongi dunia, tapi apa dia bisa membohongi hatinya?

Sementara perasaan itu terus mengusik lamunnya, bintang berjalan menuju kasir dan membayar barang yang dibelinya. Sekilas ia menyapukan  pandangan dan menemukan kejora yang menunggu dengar earphone terpasang di telinganya. Wajah gadis itu tampak letih. 

Right, whatever will be, will be.

Dan bintang pun bergegas berjalan menuju kejora. "mau kemana lagi kita ra?"

***

mobil itu berhenti tepat didepan rumah bertingkat dua dengan pekarangan yang asri. "we finish the journey. Thankyou for letting me kidnapping you, sir." ujar kejora mengerling penuh canda. Bintang tertawa. 

"nggak ada penculik yang bilang-bilang kalau mau nyulik, aneh lu."

"biarin lah, yang penting hepi. By the way, this is your iPod." 

"right. Thankou for letting my stress go away. Thankyou for accompanying me go to heaven."

Kejora tertawa geli mendengarnya. "lain kali, gua yang nyulik lo." lanjut bintang.

Kejora berhenti tertawa, kemudian tersenyum tawar. "someday." bisiknya.

Bintang mengangguk-angguk. "thankyou, once again, thankyou."

Bintang hendak membuka pintu. "tunggu!" seru kejora. "sekali aja. Sekali."

Bintang menoleh. Dlihatnya kejora mengambil sebuah kamera slr dari jok belakang mobilnya. Ia tau bintang kurang suka berfoto-foto. Tapi ia ingin sekali ini saja, sebuah foto mencetak kenangannya dengan bintang.

Untuk kali ini aja.

Untuk yang pertama dan mungkin.... Yang terakhir.

"gua males foto."

"you dont have to smile if you don't want to."

Klik.

Dan kenangan itupun tersimpan.

Kejora meletakkan kameranya pada dashboard, kemudian bergegas keluar mobil, berlari menuju bintang, kemudian memeluknya dari belakang.

"makasih ya buat hari ini, dan ini hutang gue, lunas ya?" bisiknya lirih. Bintang membeku ditempatnya. Ia memejamkan matanya.

Kejora mendekap semakin erat, seolah mereka tak akan bertemu lagi. Dan setetes air mata meluncur di pipinya.

Saat bintang hendak menggenggam tangan kejora yang melingkari pinggangnya, kejora melepas pelukannya, kemudian berjalan mundur.

Bintang menghentikan gerakan tangannya, kemudian memutar arah. Ditatapnya kejora. Gadis itu.. Gadis boyish dengan sweater, jeans, sneakers, dan rambut yang dicepol sembarang. Penggila eskrim, coklat, dan stroberi nomor satu. Gadis periang, ceria, dan tidak bisa diam. Pencinta musik nomor satu dan tidak bisa hidup tanpa iPodnya. Berdiri disana, dengan wajah letih, dan tangan yang melambai. Bintang mengulum senyum. "goodbye."

Kejora tersentak, menghentikan lambaiannya. "don't you let yourself saying goodbye too often..because goodbye means leaving, and leaving means forgetting." jawabnya.

Bintang mengangguk sekali, kemudian tersenyum tulus. "allright then, goodnight."

Kejora tersenyum. "goodnight."

Dan bintang berjalan memasuki rumahnya. Segera, kejora masuk kedalam mobilnya dan cepat-cepat menghapus airmata yang tibatiba saja meluncur deras di pipinya.

Telepon genggamnya berbunyi. 

"halo, bunda?"
"kamu dimana sayang?"
"sebentar lagi ya bunda, i'm on my way."
"okay, segera ya. Pesawatnya sudah mau berangkat."
"oke bunda."
"how's bintang? You've told him?"
"fine bunda, fine.. Uh, not yet.. I'll tell him later."
"oke, drive safely ya sayang."
"iya, terimakasih bunda."

Dan telepon pun ditutup. 

Kejora menghapus jejak air matanya, dan melajukan mobilnya dengan segera. Destinasi selanjutnya adalah bandara soekarno hatta di cengkareng.

Dia akan terbang ke melbourne malam ini.

***

Bintang menghempaskan dirinya ke kasur. Setelah mandi dan menyegarkan diri, dia memutuskan untuk langsung terlelap. Lelah sekali hari ini. Sejenak matanya memejam, namun pikirannya melayang, mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Jalan, makan, eskrim, nonton, main, lagu back to you, peluk, goodbye...... Ini adalah sesi penculikan yang paling menyenangkan sedunia.

Alih-alih tertidur, bintang justru meraih telepon genggamnya dan menyalakannya. Teringat kalau benda itu di mati suri-kan oleh pemiliknya sejak siang tadi. Layar benda itu menyala, kemudian tampak 16missed call. 13 dari tika, 2 dari ibunya dan satu dari abangnya. Belum lagi pesan singkat yang dikirimkan oleh tika yang berkali-kali menanyakan keberadaannya.

Diabaikannya itu semua, ia justru mencari kontak line kejora. Gadis itu tidak pernah memberikan nomor telepon genggamnya. 

Diketiknya sebuah sapaan singkat, lalu dikirimkannya. Pending.

 ia kemudian membalas pesan tika dan mengabarkan ia sudah dirumah, yang langsung dibalas dengan omelan penuh kesal panjang lebar. Kemudian berujung pada tika yang memberengut kesal dan ngambek.

Bintang kemudian mematikan lampu kamarnya, dan memejamkan mata.

Menutup hari indahnya dengan senyum dalam tidurnya.

***

kejora memarkirkan mobilnya, kemudian membayar parkir. Mobil itu akan menginap disini selama beberapa hari, sampai nanti bunda kembali ke jakarta.

Ia mengeluarkan koper yang disimpannya di bagasi. Ya, mobil kesayangannya ini akan ada disini sampai nanti bunda kembali ke jakarta.

Karena dia tidak akan kembali ke jakarta.

***

"maaf bunda, lama nunggunya." kejora tersenyum simpul saat menemukan bundanya duduk di kursi tunggu. "nggak apa-apa, gimana tadi farewell sama bintangnya?"

Kejora tersenyum sendu. "gak gimana-gimana bunda, we had fun."

Bunda mengelus punggung anak sulungnya itu dengan sayang. "sudah, kalau begitu, ayo langsung ke ruang tunggu aja."

"iya bunda."

***

Bintang terbangun saat sinar matahari menerobos masuk melalui jendela kamarnya. Ia menggeram pelan, mengusir kantuk. Kemudian mengecek telepon genggamnya. Ada sebuah email baru.

E-mail? Jarang-jarang ada yang mengiriminya e-mail. Segera, ia membuka e-mail tersebut.

Ah, dari kejora. Dia mengirim sebuah voice note? Kenapa tidak lewat line saja?

Bintang tersenyum lalu segera mengunduh voice note tersebut. Sambil menunggu, diputarnya lagu yang semalam ia dengarkan dengan kejora di dalam mobil, Back to You by John Mayer.

"Back to you
It always comes around
Back to you
I tried to forget you
I tried to stay away
But it's too late 

Over you
I'm never over
Over you
Something about you
It's just the way you move
The way you move me 

I'm so good at forgetting
And I quit ever game I play
But forgive me, love
I can't turn and walk away this way.

Back to you
It always comes around
Back to you
I walk with your shadow
I'm sleeping in my bed
With your silhouette....."


Unduhan telah selesai. Didengarkannya voice note tersebut. 

"hai bintang aditya prasetya. Pas lo dengerin ini, kemungkinan besar gue udah nggak berada di daerah yang sama dengan lo.

Maaf, gue gak kasih tau lo lebih dulu. I see you've been busy with your sketchs, and tika. I'm moving to melbourne. And i deactivate my line account.

Terimakasih ya, untuk jalan-jalannya semalem. I felt so happy and thats might be the most wonderful day of my life. Makasih juga udah mau foto,walaupun lo nggak senyum hahaha.

I'll be gone. Take care ya, alay. 

Goodluck with your sketch, and tika.

I'm gonna miss you......... Until we meet again. If there's still a chance."


Dan rekaman pun berhenti. 

Bintang terpaku di tempatnya. 

Suara John Mayer masih mengalun dari iPodnya.

"should have smiled in that picture
If it's the last that I'll see of you
It's the least that you
Could not do 

Leave the light on
I'll never give up on you
Leave the light on
For me too 

Back to me
I know that it comes
Back to me
Doesn't it scare you
Your will is not as strong
As it used to be"


Back to you. Bintang selalu kembali kepada kejora. Begitupun sebaliknya. Mereka seperti selalu menemukan jalan untuk bersama. Seperti sebuah nama panggilan untuk sebuah benda yang beredar di antariksa, bintang kejora adalah sebuah kesatuan. Benda langit yang hanya bisa dilihat ketika fajar hendak menjelang. Bintang kejora sebenarnya adalah planet venus. Disebut bintang karena ia seolah-olah tampak bercahaya jika dilihat pada saat fajar menjelang. Planet venus berwarna biru. Dan merupakan sebuah kebetulan yang indah karena keduanya menyukai warna yang sama pula.

Alunan musik pun berhenti, bersamaan dengan masuknya sebuah panggilan dari tika. 

Bintang menghembuskan nafas berat. 



Back to you ra... Back to you.... Someday.



"halo? Iya tika, goodmorning."









(Jakarta, 14Agustus2013)



No comments:

Post a Comment